Sabtu, 27 Desember 2014

Posted by jinson on 20.26 4 comments
Modul Pengetahuan Produk (Product KnowLedge)
A.    Definisi Pengetahuan Produk
Pengetahuan produk adalah kumpulan berbagai macam informasi mengenai produk, Pengetahuan ini meliputi kategori produk, merek, terminology produk, atribut atau fitur produk, harga produk dan kepercayaan mengenai produk. Bila Pemasar/penjual dapat memehami tentang pengetahuan produk yang baik dan benar maka ia akan mudah melakukan konfirmasi kepada konsumen/pelanggan untuk memastikan pembelian produk. Pengetahuan produk juga meliputi berbagai informasi yang diproses oleh konsumen untuk memproleh suatu produk. Pengetahuan produk juga terdiri dari atas pengetahuan tentang di mana membeli produk, dan kapan membeli produk. Ketika konsumen memutuskan akan membeli suatu produk, maka ia akan menentukan di mana ia membeli produk tersebut dan kapan membelinya. Keputusan konsumen mengenai tempat pembelian produk akan sangat ditentukan oleh pengetahunnya. Implikasi penting bagi strategi pemasaran adalah memberikan konfirmasi kepada konsumen di mana konsumen dapat membeli produk tersebut.
Peter dan Olson (1999) membagi tiga jenis pengetahuan produk, yaitu : Pengetahuan tentang karakteristik atau atribut produk, Pengetahuan tentang manfaat produk, Pengetahuan tentang kepuasan yang diberikan produk bagi konsumen atau pelanggan.
1.      Pengetahuan tentang karakteristik atau atribut produk
Seorang konsumen/pelanggan akan melihat suatu produk berdasarkan kepada karakteristik atau ciri atau atribut produk tersebut. Bagi seorang konsumen/pelanggan bila membeli suatu mobil, maka mobil yang dipilih harus memiliki atribut warna, model, tahun pembuatan, jumlah cc, merek, manual atau otomatis, dan sebagainya.

2.      Pengetahuan tentang manfaat produk.
Jenis pengetahuan produk yang kedua adalah tentang manfaat produk. Konsumen/pelanggan mengkonsumi sayuran dan buah-buahan karena mengetahui manfaat produk tersebut bagi kesehatan tubuhnya. Manfaat yang dirasakan konsumen/pelanggan setelah mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan adalah memperlancar buang air besar. Inilah yang disebut sebagai pengetahuan tentang manfaat produk. Konsumen seringkali berpikir mengenai manfaat yang ia rasakan jika mengkonsumsi atau membeli suatu produk, bukan mengenai atributnya.
Secara umum terdapat 2 (dua) jenis manfaat yang dirasakan konsumen/pelanggan setelah mengkonsumsi produk:
a.       Manfaat Fungsional
Adalah manfaat yang dirasakan konsumen secara fisiologis. Misalnya : minum teh Sosro akan menghilangkan rasa haus, menggunakan printer laser mempercepat pencetakan dokumen, menggunakan telepon seluler memudahkan konsumen berkomunikasi di mana saja dengan siapa saja. Inilah beberapa contoh manfaat fungsional yang dirasakan oleh konsumen/pelanggan.
b.      Manfaat Psikososial
Adalah aspek psikologis (perasaan, emosi, dan mood) dan aspek sosial (persepsi konsumen/pelanggan terhadap bagaimana pandangan orang lain terhadap dirinya) yang dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi suatu produk. Seseorang konsumen selalu menggunakan parfum karena membuat lebih percaya diri. Seseorang akan memilih sedan BMW seri 7 sebagai kendaraan sehari-harinya, karena orang-orang sekelilingnya akan menilai bahwa BMW adalah symbol kesuksesan karier seseorang.

3.      Pengetahuan tentang kepuasan yang diberikan produk bagi konsumen atau pelanggan.
Untuk mengetahui suatu kepuasan yang diberikan produk kepada konsumen adalah jika suatu produk akan memberikan kepuasan kepada konsumen jika produk tersebut telah digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen. Agar produk tersebut bisa memberikan kepuasan yang maksimal dan kepuasan yang tinggi kepada konsumen, maka konsumen harus bisa menggunakan atau mengkonsumsi produk tersebut dengan benar.
Kesalahan yang dilakukan oleh konsumen dalam menggunakan suatu produk akan menyebabkan produk tidak berfungsi dengan baik. Ini akan menyebabkan konsumen kecewa, padahal kesalahan terletak pada diri konsumen. Produsen/pemasar tidak menginginkan konsumen menghadapi hal tersebut karena itu produsen/pemasar sangat berkepentingan untuk memberitahu konsumen bagaimana cara menggunakan produknya dengan benar. Sebagai contoh : Produsen alat-alat elektronik seperti radio, VCD player, televise selalu menyertakan buku petunjuk penggunaan alat kepada setiap produk yang dijualnya. Tujuannya adalah agar konsumen bias menggunakan produk tersebut dengan benar, sehingga dapat memberikan kepuasan yang oktimal kepada konsumen.
Secara umum dalam pengetahuan produk terdapat penjelasan tentang atribut produk yaitu:
“unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan.Sedangkan menurut Teguh Budiarto “Atribut-atribut produk adalah sesuatu yang melengkapi manfaat utama produk sehingga mampu lebih memuaskan konsumen”( Fandy Tjiptono). Atribut dapat dipandang secara obyektif (fisik produk) maupun secara subyektif (pandangan konsumen). Berikut ini merupakan berbagai elemen atribut produk diantaranya adalah:
1.      Merk
Merek adalah sesuatu yang ditujukan untuk mengidentifikasi barang atau jasa jasa dari seseorang atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk penjual dapat dalam bentuk nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau kombinasi hal-hal tersebut. Dalam melakukan pembelian konsumen tidak hanya memperhatikan macam dari produk. Tapi juga pembeli memperhatikan merek dari produk tersebut , merek lebih dari sekedar simbol, merek dapat memiliki 6 tingkatan perhatian sebagai berikut:
a)    Atribut
b)    Manfaat
c)     Nilai
d)    Budaya
e)    Kepribadian
f)     Pemakai

Merk yang baik adalah merek yang mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu, adapun karakteristik merek yang baik adalah :
a)      Mengingatkan suatu tentang karakteristik produk dan kegunaannya
b)      Mudah dieja, dibaca dan diingat
c)      Bisa diadaptasi oleh produk-produk baru yang mungkin ditambahkan dilini produk
d)     Bisa didaftarkan dan dilindungi hak paten

Produsen membuat suatu merek untuk produknya karena ada tujuan-tujuan tertentu yang dapat diambil manfaatnya oleh penjual (produsen) maupun pembeli (konsumen), ada banyak manfaat dari pencantuman merek pada suatu produk. Manfaat dari pencantuman merek adalah:
a)      Merk memberikan identitas
Produk kita akan mudah dikenali dan dicari oleh pembeli karena merek. Ini adalah fungsi dasar merk yaitu sebagai pemberi identitas bagi produk kita.
Membedakan dengan pesaing.
b)      Manfaat dasar merk yang kedua adalah membedakan produk kita dengan produk pesaing. Apa gunanya kita membuat produk yang bagus jika ternyata pelanggan tidak mampu membedakan produk kita dengan produk pesaing yang kualitasnya ada di bawah produk kita.
c)      Meningkatkan penjualan.
Bila merek kita dipersepsikan dengan baik oleh konsumen, maka tidak perlu diragukan lagi mereka akan bercerita kepada siapa saja yang ditemuinya tentang produk kita. Itu berarti naiknya angka penjualan bisnis kita.
d)     Membangun loyalitas
Pelanggan yang puas akan produk yang kita jual, mereka akan dengan sendirinya memasukkan merek kita tidak hanya di kepala pelanggan tapi juga di hati mereka. Bagi mereka, merek kitalah yang terbaik. Mereka merasa mendapatkan banyak manfaat dari membeli produk kita. Tidak hanya manfaat fungsional, namun juga manfaat emosional. Mereka akan selalu melakukan pembelian ulang tanpa pernah silau oleh harga murah ataupun promosi dan janji-janji dari pihak pesaing.
e)      Membuat pelanggan tidak sensitif harga.
Sama ketika kita telah jatuh cinta pada seseorang, keluar biaya berapa pun tidak menjadi masalah yang besar asalkan dapat bersama dengan orang yang kita cintai. Begitu pula dengan merek, jika para pelanggan telah jatuh cinta dengan merek kita, mereka tidak akan peduli berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh produk kita. Ini berarti ada margin keuntungan yang lebih besar bagi produk kita.
f)       Komunikasi pemasaran jadi lancer.
Hampir semua pakar pemasaran sepakat bahwa iklan yang terbaik adalah kata-kata yang keluar dari mulut pelanggan yang puas. Secara tidak langsung, pelanggan yang puas terhadap merek kita akan membantu mempromosikan produk dan citra merek kita. Kita tidak perlu susah-susah mengeluarkan dana, waktu dan tenaga lagi untuk memperkenalkan merek kita kepada calon pelanggan baru.
g)      Terbuka peluang untuk waralaba
Merek adalah intangible asset (aset tak berwujud) bagi perusahaan. Dalam jangka panjang, ketika merek kita telah mengakar kuat dibenak para konsumen, kita akan dapat mewaralabakan merek kita dengan nilai yang tinggi.
h)      Magnet bagi para stakeholder.
Merek yang telah dikenal baik, tidak hanya akan menjadi daya tarik bagi para calon konsumen, namun juga akan menjadi magnet bagi para stakeholder terbaik. Mereka tidak akan kesulitan untuk mencari pemasok, karyawan, bahkan juga para investor. Hali ini berarti merek yang baik akan meningkatkan daya tawar kita di hadapan para stakeholder itu.
2.      Kualitas Produk
Kualitas merupakan faktor yang terdapat dalam suatu produk yang menyebabkan produk tersebut bernilai sesuai dengan maksud untuk apa produk itu diproduksi. Kualitas ditentukan oleh sekumpulan kegunaan dan fungsinya, termasuk di dalamnya daya tahan, ketergantungan dengan produk lain, esklusifitas, kenyamanan wujud (warna, bentuk pembungkus dsb) dan harga yang ditentukan oleh biaya produk. Jadi bila suatu produk telah dapat menjalankan fungsi-fungsi-nya dapat dikatakan sebagai produk yang memiliki kualitas yang baik.
3.      Sifat Produk
Sifat barang merupakan karakter yang melekat pada barang itu sendiri secara fisik dapat dilihat.Sifat produk disebut juga dengan istilah ciri produk yang dalam bahasa inggris disebut produk feature. Suatu produk dapat ditawarka dalam berbagai sifat, sebuah model “Polos” produk berupa tambahan apapun merupakan titik awal. Perusahaan dapat menciptakan model dari tingkat lebih tinggi dengan menambahkan beberapa sifat.
Sifat produk adalah alat bersaing untuk membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing. Menjadi produsen yang pertama yang memperkenalkan sifat baru yang dibutuhkan dan nilai tinggi oleh pelanggan adalah salah satu cara yang paling efektif untuk bersaing. Produsen tidak perlu menawarkan produk yang nilainya rendah bagi pelanggan dalam hubungan dengan biaya sebaliknya. Sebaliknya sifat-sifat produk yang sifatnya tinggi bagi pelanggan dalam hubungan dengan biaya perlu untuk ditambahkan.
4.      Kemasan
Kemasan berasal dari kata kemas yang berarti teratur (terbungkus) rapi; bersih; rapi; beres; selesai. Pengertian kemasan lainnya merupakan hasil mengemas atau bungkus pelindung dagangan (niaga). Sedangkan pengertian bungkus dapat diartikan sebagai kata bantu bilangan untuk benda yang dibalut dengan kertas (botol, plastik, dan sebagainya); pengertian lainnya barang apa yang dipakai untuk membalut. Dengan demikian dalam tulisan ini pengertian kemasan adalah sesuatu (material) dapat berupa botol, kertas, maupun plastik yang digunakan untuk membungkus makanan. Kesadaran akan pentingnya kemasan yang menarik dan baik semakin meningkat. Karena pentingnya fungsi kemasan dalam pemasaran dan merupakan atribut yang dilihat konsumen paling awal. Tidak jarang konsumen bersedia membayar lebih untuk memudahan penampilan, kehandalan dan prestise dari kemasan yang lebih baik. Faktor lainnya adalah makin meluasnya penjualan dengan sistem swalayan (self service), makin meningkatnya standar kesehatan dan sanitasi yang dituntut masyarakat. Dalam pemasaran suatu produk, pemberian wadah atau kemasan dapat memainkan peran kecil, misalnya paku, sekrup atau peran yang penting, misalnya pada kosmetika. Masalah kemasan dirumuskan sebagai segala kegiatan merancang dan memperbaiki kaidah atau bungkus suatu produk.
Kemasan juga didefinisikan sebagai seluruh kegiatan merancang dan memproduksi bungkus atau kemasan suatu produk. Ada tiga alasan mengapa kemasan diperlukan
Kemasan memenuhi sasaran, Keamanan (safety) dan kemanfaatan (utilitarian)
Kemasan bisa melaksanakan program pemasaran perusahaan
Manajemen bisa mengawasi produknya sedemikian rupa untuk meningkatkan perolehan laba. Dengan adanya keamanan dan kemanfaatan kemasan, produk akan terlidungi selama dalam perjalananya dari produsen kekonsumen, bahkan terahir dipakai oleh konsumen selain itu dengan adanya kemasan, identifikasi produk menjadi lebih efektif dan dengan sendirinya mencegah pertukaran oleh produk pesaing. Kemasan juga perlu ditawarkan dengan bentuk dan ciri yang demikian menariknya sehingga konsumen bersedia membayar lebih mahal hanya untuk memperoleh kemasan yang lebih baik.
5.      Label
Label adalah setiap keterangan mengenai barang yang dapat berupa gambar, tulisan atau kombinasi keduanya atau bentuk lain yang memuat informasi tentang barang dan keterangan pelaku usaha serta informasi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang disertakan pada produk, dimasukkan kedalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan. Kegunaan Label adalah memberikan infomasi yang benar,jelas danlengkap baik mengenai kuantitas, isi, kualitas maupun hal-hal lain yang diperlukan mengenai barang yang diperdagangkan. Label Bagi Konsumen adalah Konsumen akan memperoleh informasi yang benar, jelas dan baik mengenai kuantitas, isi, kualitas mengenai barang / jasa beredar dan dapat menentukan pilihan sebelum membeli atau mengkonsumsi barang dan jasa. Bagaimana Kewajiban Pelaku Usaha mencantumkan Label? Pelaku Usaha yang memproduksi atau memperdagangkan dan atau memasukkan barang di atau ke pasar dalam negeri wajib mencantumkan label dalam dan atau luar kemasan. Pencantuman label di kemasan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mudah lepas, tidak mudah luntur atau rusak, letaknya mudah untuk dilihat dan dibaca. Isi Label terdiri atas:
a)      Nama barang
b)      Ukuran;
c)      Berat, isi bersih, netto
d)     Komposisi
e)      Aturan pakai
f)       Tanggal kadaluarsa
g)      Akibat sampingan
h)      Nama dan alamat pelaku usaha serta keterangan untuk penggunaan yang menurut ketentuan harus dipasang/dibuat
Sedangkan keterangan yang harus tercantum pada Label Makanan adalah :
a)    Nama makanan/nama produk
b)    Komposisi/daftar ingredien;
c)    Berat, isi bersih, netto
d)    Nama dan Alamat Pabrik/Importir
e)    Nomor Pendaftaran
f)     Kode Produksi
g)    Tanggal Kadaluarsa
h)    Petunjuk atau Cara Penyimpanan
i)      Petunjuk atau Cara Pengunaan
j)      Untuk Setiap orang yang memproduksi atau memasukan pangan yang dikemas ke dalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan wajib mencantumkan label, di luar atau di dalam kemasan pangan dan menggunakan Bahasa Indonesia
k)     Mencamtumkan Nama dan Alamat untuk Pelaku usaha yaitu produsen pangan, importir, pengedar produk pangan. Hal ini bertujuan agar konsumen dapat memperoleh informasi yang lengkap, yaitu baik importir pangan yang bersangkutan
Ketentuan lebih lanjut mengenai Label dapat dilihat pada :
a)      Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
b)     Undang-undang No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan, Pasal 30 s/d 33
c)      Undang-undang No. 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal
d)     Peraturan Pemerintah No. 69 tentang Label dan Iklan Pangan


B.     Mengidentifikasi Spesifikasi barang dan jasa
Spesifikasi produk adalah berupa rincian-rincian atau uraian-uraian keterangan dari sebuah barang/jasa.
1.    Spesifikasi produk barang
Barang adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, nama perusahaan dan pengecer, jasa perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhannya.
a)         Barang konsumsi
1)      Penggolongan berdasarkan kecepatan konsumsi (rate of consumption) dan kekonkritannya (tangibility) terdiri dari:
Ø  Barang tahan lama, yaitu : barang kongkrit yang dapat dipergunakan berulang-ulang misalnya televisi, sepatu, mobil, dsb.
Ø  Barang tidak tahan lama, yaitu : barang kongkrit yang hanya dapat digunakan satu atau beberapa kali, misalnya daging, sabun, ikan, beras, dsb.
Ø  Jasa, yaitu : kegiatan manfaat atau kepuasan yang dijual, misalnya : pangkas rambut, dokter, dsb.
2)      Penggolongan berdasarkan kebiasaan membeli, konsumen yang mengorbankan sebagian waktu dan tenaga seminim mungkin, misalnya : kebutuhan dapur dsb
3)      Barang shopping, yaitu : barang-barang yang dibeli setelah terlebih dahulu membandingkan kecocokan, kualitas, harga dan modal antara barang-barang sejenis, misalnya pakain jadi, sepatu, perabot rumah tangga, dsb.
4)      Barang speciality, yaitu barang-barang yang mempunyai karakteristik yang unik, untuk kelompok pembeli tertentu yang bersedia melakukan usaha-usaha istimewa untuk mendapatkannya, misalnya : benda-benda kolektor, antik, dsb.

b)      Barang Supermarket, terdiri atas beberapa departemen yaitu:
1)      Departemen Food : semua makanan, khususnya snack
2)      Departemen Non Food : barang-barang selain makanan
3)      Departemen Household : perlengkapan rumah tangga
4)      Departemen Toys : sarana/barang khusus untuk anak-anak
5)      Stationary : semua peralatan tulis dan kantor seperti pensil, penghapus, penggaris, perlengkapan komputer, dan perlengkapan tik.
6)      Departemen Fashion :Produk fashion : sebuah produk yang mempunyai ciri-ciri khusus yang tepat dan mewakili style yang sedang tren dalam suatu kurun waktu tertentu.
Produk fashion:
Ø  Pakaian Wanita
Ø  Pakaian Pria
7)      Departemen Fresh:Bagian dari supermarket yang menyediakan produk berupa bahan makanan yang masih segar ataupun yang sudah diolah dan memerlukan kondisi khusus, serta memiliki kadarluasa yang relatif singkat. Misalnya: sayuran (vegetable) , buah (fresh fruit) , daging (fresh meat) , produk susu, dan produk yang berasal dari susu (dairy milk), dan produk yang dibekukan.
8)      Barang Pecah Belah (GMS), Barang pecah belah ini adalah barang-barang yang sifatnya kelontongan : kaca cermin, sisir, kamoceng, gelas, piring, dsb.

2.      Spesifikasi Produk Jasa
Usaha yang dilakukan penjual untuk mempersamakan atau meneliti dan menetapkan barang/jasa mana yang sesungguhnya yang akan dibeli pelanggan adalah proses identifikasi. Proses identifikasi tersebut meliputi :
  1. Nama Barang-barang yang akan dipesan
  2. Mencek spesifikasi barang yang dipesan
  3. Mencek jumlah barang yang dibutuhkan
  4. Mencek kembali harga satuan barang
  5. Mencek kembali jumlah harga dari setiap unit barang yang dipesan
  6. Mencek jumlah keseluruhan harga yang harus dibayar pelanggan
  7. Memberikan cap dan tanda tangan/paraf sebagai pembuktian legalisasi pada faktur penjualan
  8. Memberikan slip faktur penjualan yang diperuntukkan bagi pembeli dan menyimpan yang diperuntukkan buat arsip.
Identifikasi barang dpat dilakukan sebanyak dua kali apabila waktu pengidentifikasian barang, pelanggan tidak ada ditempat, misalnya pemesanan melalui telepon, faksimil, atau surat pos dan barang yang dikirimkan melalui kendaraan, yaitu:
a)      Pertama pada waktu pengiriman sebelum barang dikemas dan dimasukkan ke alat angkut transportasi
b)      Kedua pada waktu barang diserahkan pada pembeli
Selain mengidentifikasi barang yang dibeli pelanggan, penjual juga perlu mengidentifikasi pelayanan yang diberikan pada pembeli
a)      Mengidentifikasi sistem pembayaran yang selama ini diberikan pada pelanggan
b)      Mengidentifikasi sistem penyerahan barang yang selama ini kita laksanakan
c)      Mengidentifikasi pemberian garansi
d)     Mengidentifikasi kerusakan atau kecacatan barang yang dibeli pelanggan
e)      Mengidentifikasi perhitungan jumlah uang yang harus dibayar pelanggan, bila terjadi kesalahan perhitungan. Biasanya dalam faktur diinformasikan/mencantumkan SE&O (salvo errare et ommisionem) artinya perhitungan dapat diperbaiki jika terdapat kesalahan

Siklus Hidup Produk
Siklus hidup produk biasa dikenal dengan istilah Product Life Circle ( PLC), yaitu suatu grafik yang menggambarkan riwayat suatu produk sejak diperkenalkan ke pasar sampai dengan ditarik dari pasar. Scara umum PLC digolongkan ke dalam 4 tahapan yaitu:

1.      Introduction (perkenalan)
2.      Growth (pertumbuhan)
3.      Maturity (kedewasaan)
4.      Decline (penurunan)
Karakteristik Tahapan Dalam PLC

TAHAPAN DALAM PLC
INTRODUCTION
GROWTH
MATURITY
DECLINE
Penjualan
Penjualan rendah
Penjualan meningkat cepat
Puncak penjualan
Penurunan penjualan
Biaya
Biaya per konsumsi tinggi
Biaya per konsumsi sedang
Biaya per konsumsi rendah
Biaya per konsumsi rendah
Laba
Negative
Laba meningkat
Laba tinggi
Laba menurun
Pelanggan
Innovators
Early adopters
Middle majority
Laggards
Pesaing
Sedikit
Jumlah meningkat
Jumlah tetap meski mulai menurun
Jumlah menurun
Tujuan pemasaran
Menciptakan produk awareness and trial
Maksimum harga pasar
Memaksimumkan laba dan pertahankan harga pasar
Mengrangi biaya dan memerah merk tersebut
Meskipun demikian tidak semua produk melalui semua tahapan, beberapa produk bahkan tidak pernah melewati tahap perkenalan sebab umumnya produk tersebut gagal memasuki semua tahapan ini, contohnya adalah produk yang berkaitan dengan teknologi computer, mode, aksesoris, perangkat lunak dsb. Panjang atau pendeknya siklus PLC tiap produk sangat bervariasi dan PLC dapat diperpanjang dengan repositioning
Pada saat produk dilaunching, konsumen umumnya memerlukan waktu untuk mengetahui keberadaan suatu produk baru untuk selanjutnya mereka menerima secara bertahap (consumer adoption process). Rogers membagi tahapan kesadaran adopsi ke dalam beberapa bagian yaitu:
1.      Kesadaran (awareness)
2.      Perhatian (interest)
3.      Penilaian (evaluation)
4.      Pencobaan (trial)
5.      Adopsi (adoption)
Menyusun Konsep Penawaran Jasa
Menyusun kapsitas pnawaran perusahaan jasa umunya sulit dilakukan karena jasa bersifat tidak tahan lama (perishable) selain itu variabilitas dalam kapasitas jasa juga sangat tinggi, penyebabnya adalah partisipasi pelanggan dalam penyampaian jasa dimana karakteristik masing-masing pelanggan sangat unik. Strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan jasa untuk menyesuaikan kapasitas dengan tingkat permintaan yang fluktuatif adalah:
1.      Menggunakan karyawan paruh waktu
2.      Menyewa atau berbagi fasilitas dan peralatan tambahan
3.      Menjadwalkan aktivitas down time selama waktu permintaan rendah
4.      Melakukan pelatihan silang (cross training) terhadap karyawan
5.      Meningkatkan partisipasi para pelanggan
Bisnis jasa sangat kompleks karena terdapat banyak elemen yang mempengaruhinya seperti system organisasi, lingkungan fisik, kontak personal, iklan, tagihan, komentar dsb. Pemasaran jasa tidak hanya membutuhkan pemasaran eksternal akantetapi juga internal. Pemasaran eksternal menggambarkan aktivitas normal yang dilakukan perusahaan dalam mempersiapkan jasa, menetapkan harga, melakukan distribusi dan sebagainya. Apabila hal tersebut dilakukan dengan baik maka pelanggan akan terikat dengan perusahaan sehingga laba jangka panjang akan terjamin.
Pemasaran internal menggambarkan tugas yang diemban dalam rangka melatih dan memotivasi karyawan agar dapat melayani pelanggan dengan baik, termasuk pemberian penghargaan dan pengakuan secara manusiawi, aspek ini membangkitkan loyalitas, bangga serta moral kerja dan rasa memiliki yang pada ahirnya dapat memberikan kontribusi besar pada perusahaan dan bagi pelanggan yang dilayani
Pemasaran jasa yang interaktif menggambarkan interaksi antara pelanggan dengan karyawan. Karyawan diharapkan loyal, bermotivasi tinggi dan dapat diberdayakan (empowered)sehingga dapat memberikan total quality service kepada pelanggan dan calon pelanggan.
Perusahaan perlu melakukan differensiasi kompetitif melalui inovasi yang bersifat pre emptive maksudnya dalah implementasi suatu strategi yang baru bagi suatu bisnis tertentu untuk menghalangi pesaing melakukan duplikasi atau membuat tandingan. Perusahaan jasa yang mendiferensiasi dirinya melalui citra di mata pelanggan seperti symbol, merk dan juga diferensiasi kompetetitif dalam menyampaikan jasa (service delivery). Tiga aspek atau 3P dalam pemasaran jasa adalah:
1.      People (orang)
2.      Lingkungan fisik(physical environment)
3.      Proses (process)

Cara lain untuk melakukan diferensiasi adalah dengan konsisten memberikan kualitas jasa yang lebih baik daripada para pesaing, yaitu memberikan kualtas yang diharapkan atau bahkan melampaui yang diharapkan pelanggan. Kualitas jasa dibagi ke dalam 2 bagian yaitu:
1.      Jasa yang dirasakan (perceived service)
2.      Jasa yang diharapkan (expected service)
Dalam melakukan kegiatan penawaran jasa para pelaku hendaknya menghindari 5 gap yang menyebabkan kegagalan penyampaian jasa yaitu:
1.      Gap antara harapan konsumen dengan persepsi manajemen
2.      Gap antara persepsi manajemen terhadap harapan konsumen dan spesifikasi kualitas jasa
3.      Gap antara spesifikasi kuaitas jasa dan penyampai jasa
4.      Gap antara penyampai jasa dengan komunikasi eksternal
5.      Gap antara jasa yang dirasakan dan jasa yang di harapkan

LATIHAN SOAL!
1.      Apakah yang dimaksud dengan product knowledge?
2.      Jelaskan tentang berbagai elemen atribut produk!
3.      Jelaskan tentang pendapat Peter dan Olson (1999) tentang tiga jenis pengetahuan produk!
4.      Apakah perbadaan antara merk dan label
5.      Sebutkan dan jelaskan level dan hierarki produk!
6.      Apakah yang dimaksud dengan atribut produk, sebutkan dan jelaskan unsure-unsur dari atribut produk ?
7.      Bagaimana cara menyusun konsep penawaran jasa?
8.      Sebutkan dan jelaskan empat karakteristik jasa!
9.      Secara umum siklus hidup produk terdiri atas 4 tahap, sebutkan dan jelaskan keempat tahap tersebut !
10.  Jelaskan tentang 5 gap yang menyebabkan kegagalan penyampaian jasa!


4 komentar: